Jumat, Oktober 10, 2008

Ribuan Warga Ikuti Takbir Keliling




TAKBIR KELILING: Ribuan warga mengikuti dan menyaksikan takbir keliling yang dimulai di Alun-alun Kota dengan dilepas oleh Bupati Hendro Martojo, Selasa (30/9). Sedikitnya 500 mobil dan truk ikut ambil bagian memeriahkan acara tersebut.

SM/Budi Cahyono




JEPARA - Ribuan warga Kabupaten Jepara dengan membawa atribut dan alat pukul mengikuti takbir keliling pada malam Idul Fitri, Selasa (30/9). Kegiatan rutin tiap tahun yang diselenggarakan Pemkab ini diikuti sekitar 500 mobil dan truk dimulai pukul 20.00 dengan dilepas oleh Bupati Hendro Martojo.
Sebelum acara pelepasan, Kanit Laka Ipda Dedy Kurniawan menjadi komandan upacara dengan inspektur upacara Bupati. Kegiatan itu turut diikuti Muspida plus.
Dalam sambutannya, Bupati mengharapkan, ajang takbir keliling ini sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antarawarga Kota Ukir.
''Ini acara rutin seusai 30 hari menjalankan ibadah puasa. Diharapkan, acara ini tetap menjalin tali silaturahmi dan persaudaraan serta sebagai pertanda kita sudah menang dari godaan selama 30 hari,'' ujar Bupati.
Selain diikuti ratusan mobil, ribuan warga turut memadati Alun-alun kota. Kendati acara baru dimulai pukul 20.00, selepas magrib warga sudah berkerumun mencari tempat yang strategis untuk lebih dekat menyaksikan iring-iringan peserta takbir keliling serta ingin melihat lebih dekat Bupati Hendro Martojo serta Muspida plus.
Tidak seperti pelaksanaan tahun lalu, dalam waktu kurang dari satu jam peserta takbir keliling sudah habis di depan pendapa. Pada tahun lalu, hampir tiga jam lebih peserta takbir keliling masih mengular di Alun-alun kota.
Hal ini tidak terlepas dari kerja keras Polres Jepara yang sedari siang sudah menutup jalan utama di depan pendapa. Jika tahun sebelumnya motor diperkenankan ikut konvoi, tidak demikian pada tahun ini.

Motor Dilarang
Kapolres Jepara AKBP Edy Suryanto melalui Kasat Lantas AKP Arief Bahtiar mengemukakan, pihaknya memang melarang motor untuk ikut takbir keliling karena dinilai akan memacetkan arus lalu lintas serta untuk mengurangi angka kecelakaan.
''Para peserta takbir keliling selepas magrib memang sudah kami tata dengan empat saf di jalan utama Alun-alun Kota. Setelah melewati Tugu Kartini, peserta langsung kami arahkan ke Ngabul. Ini rute sebelumnya diubah,'' ujar Kasat Lantas.
Tahun sebelumnya karena tidak dikawal Satlantas Jepara, para peserta kembali lagi dalam antrean depan Alun-alun. Namun, tahun ini peserta dikawal dan diawasi ketat oleh polisi.
Setelah mencapai Bundaran Ngabul, peserta dipecah menjadi dua bagian. Satu diarahkan ke Batealit sedangkan lainnya diarahkan ke Pecangaan. Itu perubahan rute yang dilakukan Satlantas untuk mengurai simpul kemacetan.
Rute sebelumnya, peserta akan menyusuri dari Jalan Kartini lalu masuk ke Jalan Pemuda, Senenan dan Tahunan. Sesampai di pertigaan Pekeng lalu ke timur ke arah Batealit. Namun sesampai di perempatan Mojo, lalu ke selatan hingga tembus ke Bundaran Ngabul dan kembali ke kota melalui Desa Sukodono, Mantingan, dan Krapyak, Kecamatan Tahunan.
''Rute ini terpaksa kami ubah mengingat arus lalu lintas untuk menghindari kemacetan serta untuk mengurangi kecelakaan. Pada umumnya peserta tetap tertib setelah kembali ke kota,'' imbuh Arief. (J4-69)

Sumber info: Suara Merdeka, Jumat, 3 Oktober 2008.

Senin, September 01, 2008

Pasanan Anak Pulau



GURU BAHASA: Kepala MA Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa Hisyam Zamroni (kedua dari kanan) bersama dua guru Bahasa Inggris dari Austria, Phillip (kanan) dan Sara, serta Jemima CH Enny dari Dejavato di Dermaga Pantai Kartini, Jepara, Senin (1/9). (SM/Muhammadun Sanomae)



Memperdalam Bahasa Arab-Inggris

LAZIMNYA, para santri menghabiskan sebagian besar bulan Puasa untuk mengaji. Mereka yang terbiasa dengan telaah kitab-kitab kuning karya ulama klasik, akan terus memperdalam wawasan, bahkan juga pengamalan ajaran keislaman.
Para santri sepuh lebih sering menjadikan Ramadan sebagai wahana berlatih menenangkan jiwa, dengan sejenak mengurangi segala kepenatan kesibukan duniawi. Ponpes, asrama, surau, sekolahan, juga masjid bisa menjadi tempatnya. Namun di Ponpes Safinatul Huda (Bahtera Petunjuk) di Pulau Kemujan Kecamatan Karimunjawa, Ramadan tahun ini menggelar kegiatan yang sama sekali berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selama tiga pekan sejak Selasa (2/9) ini, para santri akan bergelut dengan dua bahasa asing, Arab dan Inggris.
Pembelajaran bahasa Arab menghadirkan para guru-guru andal lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, juga para santri senior lulusan ponpes di Madura. Pembelajaran bahasa Arab memberi bekal kepada santri untuk memperdalam kitab-kitab agama.
Namun untuk bahasa Inggris selama Ramadan ini akan digembleng oleh dua guru asal Austria, yakni Phillip dan Sara yang masing-masing berusia 21 tahun. ''Selama tiga pekan saya akan ada di Safinatul Huda. Pasti akan sangat menyenangkan,'' kata Phillip bersama Sara saat bertolak ke Karimunjawa bersama Kepala MA Safinatul Huda Hisyam Zamroni di Dermaga Pantai Kartini, Jepara, Senin (1/9).
Phillip dan Sara adalah sukarelawan dari Dejavato Foundation, sebuah LSM binaan CCIVS, lembaga di bawah UNESCO (badan di PBB yang menangani anak dan pendidikan). ''Sebenarnya saya akan ada di Safinatul Huda sampai enam bulan, namun pada Ramadan ini cukup tiga pekan lalu libur. Setelah Lebaran saya kembali lagi,'' timpal Sara.
Keduanya adalah mahasiswa Universitas Vienna, Austria. Jika Phillip di Fakultas Hukum, maka Sara di Fakultas Farmasi.
Meski belum pernah menginjakkan kaki di Karimunjawa, namun keduanya tak awam dengan kepulauan yang kaya akan wisata bahari itu. ''Saya tahu lewat internet,'' kata Phillip yang ibunya asli Malang, sedangkan ayahnya dari Austria.
Namun hingga kini ia belum bisa berbahasa Indonesia karena sejak kecil dibesarkan di negara di lembah Pegunungan Alpen itu.

Kegiatan Sosial
Jemima Ch Enny dari Departemen Hubungan Publik Dejavato Foundation mengungkapkan, LSM-nya bukan kali pertama ke Karimunjawa karena pernah menggelar kegiatan sosial. Pada pertengahan Agustus lalu, dua sukarelawan yang dikirim ke Safinatul Huda itu juga terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya di Prambanan.
Hisyam Zamroni menyatakan, peserta pasanan di Safinatul Huda itu melibatkan 102 siswa madrasah aliyah (MA), 160 siswa madrasah tsanawiyah (MTs), serta 46 santri di ponpes. Ponpes Safinatul Huda berdiri sejak 2004 bersamaan dengan MA, sedangkan MTs berdiri tiga tahun lebih awal.
Sejak 2006, Safinatul Huda telah memiliki laboratorium bahasa, sehingga pendalaman bahasa asing ini akan banyak terbantu. ''Kami juga akan melibatkan guru serta masyarakat sekitar untuk bergabung dalam kegiatan ini,'' ujar Hisyam yang tahun 2007 meraih penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan untuk Anak Pesisir dari Menegpora Adyaksa Dault itu.
Pendalaman bahasa asing itu akan menjadi kampanye sadar pendidikan di pulau itu, sekaligus menyiapkan generasi remaja untuk pembangunan kawasan wisata yang siap menerima wisatawan mancanegara. Sejak berdiri Safinatul Huda, santri dan anak didiknya juga telah mengembangkan keterampilan berwirausaha, seperti budi daya rumput lalu, pembuatan kerajinan dari tempurung kelapa, serta penyablonan. (Muhammadun Sanomae)

Sumber info: Suara Merdeka, Selasa, 2 September 2008

Selasa, Agustus 26, 2008

Kerupuk Tengiri, Makanan Khas Jepara







Masing-masing daerah mempunyai makanan khas sendiri-sendiri. Seperti Semarang dengan lunpianya. Lalu apa makanan khas Jepara? Salah satunya adalah kerupuk tengiri. Sentra produksinya, antara lain di daerah Pengkol, salah satu kelurahan di Jepara Kota. Bahan bakunya adalah ikan tengiri, dan tepung tapioka. Ikan tengiri merupakan hasil tangkapan para nelayan di perairan Jepara dan sekitarnya.
Bagi warga Semarang, tak harus jauh-jauh datang ke Jepara untuk mendapakan kerupuk ini. Begitu pula bagi wisatawan yang kebetulan berlibur di kota Semarang. Sebab, di pusat oleh-oleh telah tersedia kerupuk ini. Datang saja ke toko Strawbery dan toko Bonafide di Jalan Pandanaran, kawasan pusat oleh-oleh di Kota Semarang. Bisa didapatkan juga di toko roti Brilliant di kawasan Simpang Lima, Semarang, atau ke distributor, di Jl. Girimulyo Mukti 252, Perumahan Graha Mukti Utama, Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Semarang, no telepon (024)6723891.
Kerupuk ini dikemas dalam keadaan masih mentah, tinggal goreng. Rasakan kelezatannya, terasa tengirinya.

***