Kamis, Mei 22, 2008

Jati Unggul Dikembangkan di Jepara



5 Tahun Diameter Capai 20 Cm

JEPARA- Bibit jati unggul akan dikembangkan di lahan produktif di Jepara. Bibit jati itu bisa dipanen dalam jangka lima tahun, atau jauh lebih cepat dari jati biasa. Jika itu bisa ditanam oleh masyarakat dan bekerja sama dengan pengusaha, maka dalam jangka tertentu bisa membantu kebutuhan daerah untuk industri olahan kayu.
Kesepahaman untuk menanam bibit jati kualitas unggul itu telah dilakukan di Jakarta, antara DPP Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia (Asmindo) di satu pihak dengan unit Usaha Bagi Hasil Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH KPWN) dan Jati Unggul Nusantara di Jakarta baru-baru ini.
Di sela-sela kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) Asmindo Komisariat Daerah Jepara di Jepara Trade and Tourism Center (JTTC), Rabu (21/5), jati unggul itu diperkenalkan. Dua bibit diserahkan oleh Sulaiman Sumanegara dari KPWN kepada Asisten II Setda Sutedjo S Sumarto dan Ketua Asmindo Jepara Akhmad Fauzi.
''Kesepahaman dengan Asmindo pusat dan KPWN sudah dilakukan kemarin di Jakarta. Kami tinggal akan meneruskan di Jepara. Soal teknis kerjasama di daerah, masih dibicarakan,'' kata Akhmad Fauzi.
Pihaknya menyambut baik jika kerjasama ini bisa berjalan sesuai harapan. Bibit itu bisa ditanam di lahan-lahan produktif milik masyarakat. Isu bahan baku kayu mengemuka dalam musda bertema, Let's Start with Green Wood itu.
''Industri kayu ini kan pengguna kayu. Upaya penanaman jati unggul ini kami harapkan bisa terwujud,'' imbuhnya.

Tiga Kandidat
Dalam musda yang berakhir Rabu malam, Fauzi untuk kali kedua terpilih sebagai ketua. Dia akan menduduki posisi itu untuk periode 2008-2013. Dalam tahap pemilihan muncul tiga kandidat. Selain Fauzi, ada Sahli Rais dan Taufiqurrahman. Namun akhirnya Sahli mundur dan Taufiqurrahman, dianggap kurang memenuhi persyaratan. Akhirnya Fauzi terpilih secara aklamasi.
Terkait bibit jati unggul itu, Sulaiman Nusanegara mengemukakan, pada 2007 berhasil ditanam 57.000 pohon jati unggul di Magetan dengan melibatkan 385 petani di 19 desa. Di kabupaten itu ditarget pada 2011 tertanam 2 juta pohon jati unggulan. Dirut Usaha Bagi Hasil (UBH) KPWN Hariyono Soeroso menjelaskan, KPWN didirikan pada 1989 dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai di Departemen Kehutanan. Dalam perkembangannya meneliti 600 pohon jati terbaik dengan pohon tegak lurus di Jawa dan Sulawesi.
Dari jumlah itu, akhirnya diseleksi menjadi 100 pohon yang terbaik. hasil seleksi itu dikembangkan dengan sistem kultur jaringan, dan akhirnya terambil 69 koloni. Dari koloni itu dikembangkan menjadi 28.000 bibit yang ditanam di Tegal. Jumlah itu kemudian disaring lagi yang terbaik tinggal 240 pohon. Jumlah ini kemudian diambil pucuknya dan dalam sentuhan akarnya dibikin tunggang ke bawah. Satu pohon rata-rata memiliki enam akar tunggang ke bawah, sehingga dinilai lebih ''rakus'' terhadap sari-sari tanah dan bisa berdiri kokoh lurus dan dikenal dengan Jati Unggul Nusantara (JUN). Di Perhutani disebut dengan Jati Plus Perhutani. Dalam masa lima tahun bisa berdiameter 20 cm dan siap panen.(H15-79)

Kepsen foto:
BIBIT UNGGUL: Asisten II Setda Sutedji S Sumarto dan Ketua Asmindo Jepara Akhmad Fauzi (kiri) saat menerima bibit jati unggul di Gedung JTTC Jepara, Rabu (21/5).(79)
SM/Muhammadun Sanomae

Sumber info: Suara Merdeka, Jumat, 23 Mei 2008

Tidak ada komentar: