Minggu, April 20, 2008

Sambut Hari Kartini, Perempuan Curhat ke Bupati



JEPARA - Seribuan perempuan dari keluarga besar Nahdlatul Ulama, Minggu kemarin menggelar ''Dakwah Budaya'' untuk menyambut peringatan HUT Ke-129 RA Kartini.
Rangkaian kegiatan dimulai dari gedung NU, peserta berjalan sambil menyanyi dan membaca shalawat gender --yang berisi keluhan kaum perempuan--, orasi di Tugu Kartini, dan diakhiri dialog dengan Bupati dan sejumlah pejabat di Pasar Jepara Satu.
''Orang mulia pasti memuliakan perempuan,'' tandas Ketua PCNU H Nuruddin Amin saat membuka kegiatan di gedung NU Jalan Pemuda Nomor 51 Jepara.
Aksi yang diprakarsai Lembaga Kesejahteraan Keluarga NU (LKKNU), Fatayat NU, dan IPPNU, serta mendapat dukungan kaum lelaki, menurut ketua panitia Deni Fatmi, untuk menyampaikan aspirasi kaum perempuan yang masih terasa dipinggirkan.
''Bukan hanya soal keadilan bagi perempuan, masalah pendidikan juga harus mendapatkan perhatian serius. Jika tidak, selamanya bangsa ini akan terbelakang,'' tegas Deni Fatmi.
Ada dua spanduk yang digelar di sepanjang Jalan Pemuda, Tugu Kartini, Jalan Kartini, Jalan Diponegoro (Pecinan) hingga ke lokasi dialog di lantai dua Pasar Jepara Satu (Ratu).
Sebuah spanduk bertulisakan ''Selamanya tidak akan setara jika perempuan masih dianggap sebagai barang''. Yang lain ''Wujudkan kesetaraan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi perempuan''.

Bukan Demo
Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Jepara Imronah Hanani SPd aksi dakwah budaya yang dilaksanakan sehari menjelang peringatan Hari Kartini, bukanlah demo.
''Lebih pas, aksi ini disebut sebagai curhat kaum perempuan kepada Bupati Jepara beserta aparat Pemkab,'' ungkapnya.
Hal pokok yang dikemukakan, persoalan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui koperasi. Untuk menumbuhkan koperasi yang dikelola kaum perempuan agar Pemkab mendukung dengan topangan anggaran dari APBD.
Persoalan lain yang mencolok, semakin mahalnya biaya pendidikan SD/MI, SMP/MTs, walau sudah mendapat topangan dana BOS.
''Bahkan sekarang muncul isu, BOS akan dihilangkan yang dapat memicu sekolah untuk berlomba menaikkan SPP. Padahal, ada BOS saja, SPP tetap tinggi, apalagi jika BOS dihapus,'' tandasnya.
Dengan aspirasi yang telah disampaikan langsung kepada Bupati Drs Hendro Martojo MM, Hanani berharap, Pemkab dapat menyikapi secara bijak. Walau tidak semua aspirasi bisa terkabulkan, paling tidak ada prioritas mendesak yang mendesak ditangani.
Hendro yang didampingi sejumlah pejabat teras mulai kepala dinas/badan hingga kabag di Setda, termasuk Ir Inah Nuroniah MSi, kepala Bagian Pemberdayaan Perempuan, Pemuda dan Olahraga Setda, menyatakan akan menampung semua aspirasi yang disampaikan.
Pada awal dialog, Hendro memaparkan langkah dan kebijakan Pemkab. Dia juga mengulas perjuangan dan kiprah perempuan Jepara mulai RA Kartini hingga ''kartini-kartini'' Jepara yang yang terjun dalam berbagai bidang. (kar-69)

Sumber: Suara Merdeka, 21 April, 2008

Tidak ada komentar: